07 Nov 2022, 03:36

Bagaimana Automation dan Robotik Mengubah Wajah Industri Ritel

Berabad-abad lamanya manusia menyaksikan lompatan teknologi yang menakjubkan. Sejak revolusi industri berlangsung di dekade 1760 - 1850 hingga revolusi industri 4.0 sekarang ini, manusia terus-menerus memperluas cakrawala penemuannya lewat mesin-mesin yang dikembangkan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan industri.

Jadilah dalam sejarah masyarakat industri kita melihat berbagai penemuan teknologi yang diciptakan guna mempermudah manusia mengerjakan tugas sehari-hari. 

Penemuan roda, tuas dan katrol, misalnya, disebut-sebut sebagai penemuan awal yang yang penting bagi perkembangan masyarakat industri. 

Lalu mesin-mesin industri yang lebih kompleks diciptakan, dan datanglah masa yang disebut sebagai ‘automation’ mulai dekade 1940-an. 

Era ‘automation’ mula-mula dimaknai sebagai proses dimana mekanisme tertentu dipakai untuk mengerjakan tugas yang membutuhkan kehadiran dan pengawasan manusia. 

Seiring dengan perkembangan teknologi, makna ‘automation’ meluas. Kini sistem otomatisasi digunakan untuk mempermudah pengerjaan serangkaian tugas - misalnya pemindahan stok barang, pengecekan jumlah stok gudang, pemindahan barang - yang tadinya harus ditangani langsung oleh pekerja. 

Anda pernah melihat robot yang ditempatkan di sebuah pabrik untuk membantu memindahkan benda dari dari satu titik ke titik lainnya, seperti terlihat di video di bawah ini?

 Di contoh tersebut kita melihat dengan gamblang perpaduan antara teknologi ‘robot’ dan ‘automation’ untuk menggantikan tugas yang tadinya ditangani pekerja gudang.

Pertumbuhan Industri Robotik 

Disadari atau tidak, sejak istilah ‘automation’ dipakai untuk pertama kali pada 1940-an, masyarakat industri kemudian memasuki fase di mana robot menjadi bagian dari kehidupan industri dan sehari-hari. 

Riset Zippia yang dipublikasikan pada 5 Oktober 2022 merilis sejumlah statistik menarik, salah satunya adalah 2,7 juta robot industri yang sudah digunakan secara global di berbagai perusahaan. 

Angka tersebut cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, dan diproyeksikan akan terus tumbuh hingga 2028. Ini tercermin dari nilai kapitalisasi pasar industri robot yang diproyeksikan naik, dari US$ 92,8 miliar pada 2022 menjadi US$163,5 Miliar pada 2028.

Dari jumlah tersebut, riset yang sama menyebut mayoritas robot yang digunakan adalah robot industrial. Dengan kata lain, bidang-bidang industri seperti perakitan mobil, manufaktur, dan bahkan medis, pelan-pelan memakai robot untuk membantu mengerjakan tugas yang sebelumnya ditangani manusia. 

Menyoal bidang industri yang menggunakan teknologi robotik, otomotif masih jadi sektor yang paling sering menggunakan robot. Dilihat secara global pada 2017, misalnya, industri otomotif memakai 900,000 robot, diikuti oleh industri elektronik dan kimia serta plastik masing-masing sebanyak 600,000 dan 200,000 robot. 

Di urutan berikutnya ada industri produk logam, manufaktur, mesin industri, makanan dan minuman, logam dasar, produk kaca dan mineral, serta pendidikan/riset/pengembangan.

Meskipun penggunaan robot di berbagai bidang industri terus meningkat, namun tipe teknologi robot yang dipakai di berbagai jenis industri berbeda satu-sama lain. 

Masih mengutip riset dan survey Zippia, 55% perusahaan yang memakai teknologi robotik memilih memanfaatkan konsep collaborative robots; atau dengan kata lain, mereka memakai robot yang didesain untuk bekerja bersama manusia.

Kita bisa mengambil contoh, misalnya pada penggunaan robot di sebuah gudang yang dimanfaatkan untuk melakukan pemindahan barang dari satu rak ke rak lain. 

Dalam skema seperti itu, robot berkolaborasi dengan manusia yang berperan sebagai pengawas untuk memastikan bahwa robot tidak mengalami malfungsi selama dioperasikan.

Mengapa Collaborative Robots?

Perkembangan collaborative robots tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi digital. Mutualisme antara kedua bidang tersebut memberikan banyak kelebihan bagi industri tertentu, terutama yang memiliki pabrik untuk keperluan manufaktur. 

Mengutip artikel The Impact of the Use of Industrial Robots on Efficiency Increase yang ditulis Bülent Eker dan Ayşegül Eker, kelebihan sistem collaborative robots tercermin dari 5 poin berikut: 

  1. Robot yang digunakan di pemrosesan manufaktur memberikan efisiensi pengerjaan, mulai dari hulu (misalnya penanganan bahan baku) hingga hilir (pengemasan produk jadi).
  2. Robot bisa dioperasikan selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu, bila perusahaan membutuhkan sistem produksi yang berjalan terus menerus.
  3. Peralatan dan teknologi robotik sangat fleksibel dan bisa diprogram sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan industri yang spesifik.
  4. Teknologi robotik bisa digunakan perusahaan dari berbagai skala, mulai dari kecil, menengah, hingga perusahaan besar.
  5. Mengikuti fakta bahwa teknologi robot saat ini cenderung semakin banyak digunakan, berbagai perusahaan perlu menerapkan otomatisasi agar semakin kompetitif.

Industrial Robotics Integration dari Thrive

Dengan perkembangan teknologi dan sistem robotik yang pesat, serta fakta bahwa semakin banyak industri yang menerapkan penggunaan robot, sudah jelas bahwa penggunaan teknologi tersebut tidak bisa disepelekan lagi. 

Thrive menawarkan cakupan layanan industrial robotics integration yang mengkombinasikan kreativitas dengan teknologi melalui robot tercanggih untuk mendapatkan solusi yang tepat dan efektif bagi industri yang Anda geluti.

Mulai dari pekerjaan pengelasan, pemotongan logam, pengecatan, serta fabrikasi panel dan perakitan listrik, tim Thrive dibekali pengalaman luas dalam mempersiapkan teknologi mekanik dan perakitan robot untuk memudahkan pengelolaan gudang atau pabrik Anda.

Anda bisa mempelajari layanan robotics integration dari kami dengan mengunjungi tautan berikut ini

Dapatkan Konsultasi Gratis

Diskusikan sekarang juga kebutuhan IT perusahaan anda dengan customer support kami di
+62 822 9998 8870