Dunia cryptocurrency menawarkan peluang besar bagi para investor dan pelaku bisnis. Namun, di balik keuntungan tersebut, terdapat risiko keamanan yang sangat tinggi. Selama beberapa tahun terakhir, dunia crypto telah diguncang oleh berbagai kasus kebobolan yang menyebabkan kerugian dalam jumlah fantastis. Beberapa di antaranya bahkan membuat investor dan perusahaan kehilangan miliaran dolar dalam sekejap. Berikut adalah 5 kasus kebobolan crypto yang mengguncang dunia dan penting untuk diketahui!
1. Mt. Gox (2014)
Kasus Mt. Gox menjadi salah satu peristiwa kebobolan crypto terbesar dan paling menghebohkan. Pada tahun 2014, bursa Bitcoin terbesar saat itu, Mt. Gox, mengalami serangan siber yang mengakibatkan hilangnya 850.000 BTC, setara dengan miliaran dolar. Kebobolan ini terjadi akibat celah keamanan yang dieksploitasi oleh peretas selama beberapa tahun tanpa terdeteksi. Akibatnya, Mt. Gox akhirnya mengajukan kebangkrutan, meninggalkan para investor dalam kebingungan dan kerugian besar.
2. Coincheck (2018)
Pada tahun 2018, bursa kripto asal Jepang, Coincheck, menjadi korban peretasan yang menyebabkan hilangnya NEM senilai sekitar 530 juta dolar. Peretasan ini terjadi karena koin NEM yang dimiliki oleh Coincheck disimpan di hot wallet, yang lebih rentan terhadap serangan siber. Para peretas berhasil membobol sistem keamanan Coincheck dan mentransfer koin NEM tersebut tanpa bisa dilacak.
3. Binance (2019)
Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, juga pernah mengalami kebobolan pada tahun 2019. Dalam serangan ini, peretas berhasil mencuri 7.000 BTC yang saat itu bernilai sekitar 40 juta dolar. Peretas menggunakan kombinasi metode, termasuk phishing dan virus, untuk memperoleh akses ke kunci API, kode 2FA, dan informasi pengguna lainnya. Untungnya, Binance memiliki dana asuransi untuk menutupi kerugian pengguna.
4. KuCoin (2020)
Pada September 2020, bursa kripto KuCoin menjadi target serangan yang mengakibatkan hilangnya aset kripto senilai lebih dari 280 juta dolar. Peretas berhasil mendapatkan akses ke kunci privat dompet digital milik KuCoin dan mencuri berbagai aset, termasuk Bitcoin, Ethereum, dan token ERC-20 lainnya. Beruntung, KuCoin mampu memulihkan sebagian besar aset yang dicuri berkat kerja sama dengan berbagai proyek blockchain.
5. Poly Network (2021)
Kasus kebobolan Poly Network menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah crypto. Pada tahun 2021, peretas berhasil mencuri aset senilai 600 juta dolar dengan memanfaatkan celah keamanan dalam sistem smart contract Poly Network. Menariknya, peretas ini akhirnya mengembalikan sebagian besar dana yang dicuri setelah komunikasi yang intens dengan tim Poly Network dan tekanan dari komunitas kripto.
Kasus-kasus kebobolan di atas menunjukkan betapa pentingnya keamanan dalam dunia kripto. Sebagai perusahaan yang fokus pada inovasi dan keamanan digital, Thrive menawarkan solusi perlindungan aset kripto yang canggih dan komprehensif. Kami memahami berbagai risiko yang mengancam aset kripto Anda dan siap membantu Anda mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang tepat.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan konsultasi lebih lanjut mengenai bagaimana Thrive dapat membantu Anda melindungi aset kripto dari berbagai ancaman siber. Bersama Thrive, Anda dapat berinvestasi dan bertransaksi dengan tenang, tanpa harus khawatir tentang keamanan aset digital Anda.